Perjalanan Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank, adalah kisah inspiratif tentang bagaimana ide sederhana bisa mengubah dunia. Dari pengalamannya di desa Jobra, Yunus menyaksikan kesulitan masyarakat miskin, terutama perempuan, dalam mengakses modal. Hal ini mendorongnya mencetuskan ide pinjaman mikro tanpa jaminan, yang akhirnya melahirkan Grameen Bank pada 1983.
Grameen Bank menjadi pionir dalam menyediakan akses keuangan untuk mereka yang sebelumnya terabaikan oleh sistem perbankan tradisional. Keberhasilan proyek percontohan di Jobra membuktikan bahwa dengan modal kecil, kaum miskin mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Konsep ini segera menyebar ke berbagai wilayah dan diadopsi oleh banyak negara sebagai model pemberdayaan ekonomi yang efektif.
Grameen Bank berkembang dengan kredit mikro, tabungan, asuransi, dan Grameen Enterprises, yang menciptakan solusi sosial melalui Grameen Telecom dan Shakti.
Visi Yunus untuk menciptakan dunia tanpa kemiskinan melampaui pembiayaan, mencakup solusi sosial yang lebih luas. Pada 2006, pengakuan internasional datang melalui Hadiah Nobel Perdamaian, yang mengukuhkan Grameen Bank sebagai model pemberdayaan masyarakat miskin. Pencapaian ini tidak hanya untuk Yunus, tetapi juga bagi setiap individu yang diberi kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik lewat Grameen.
Grameen Bank membuktikan bahwa dengan kepercayaan dan peluang, kita dapat memberdayakan yang dianggap tidak punya harapan. Penerimaan Nobel adalah tonggak untuk terus berjuang mengentaskan kemiskinan global.