More

    Tips dari Mila, Mengatur Keuangan dengan Cermat

    Mila, ibu rumah tangga, mengelola keuangan dengan bijak untuk stabilitas keluarga

    Tips dari Mila, Mengatur Keuangan dengan Cermat. Sebagai istri dan ibu, saya merasakan langsung tantangan menjadi bagian dari generasi sandwich. Selain memenuhi kebutuhan keluarga dan anak, saya juga harus membantu orang tua yang semakin menua. Tantangan ini semakin besar, terutama karena mengandalkan gaji suami yang terbatas. Namun, dengan perencanaan keuangan yang matang dan kerja keras, kami berhasil menemukan jalan keluar. Keputusan-keputusan kecil dalam mengelola keuangan rumah tangga memberikan dampak besar, menciptakan kehidupan yang lebih stabil dan tenang.

    Menjalani Kehidupan dengan Keuangan Terbatas

    Awalnya, gaji suami hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar cicilan. Kami hidup cukup pas-pasan dan sering bertanya-tanya, “Bagaimana jika suatu saat kami sakit? Bagaimana jika anak membutuhkan biaya besar?” Pertanyaan ini mendorong kami untuk mencari solusi yang lebih baik agar keuangan keluarga tidak semakin tertekan. Kami mulai berpikir lebih jauh, mulai dari memanage anggaran hingga mencari cara untuk menambah penghasilan.

    Berjualan untuk Menambah Penghasilan

    Untuk menambah penghasilan, saya memutuskan untuk mulai berjualan ayam Richeese, yang cukup langka di kota kami. Keuntungan dari usaha ini saya alokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga membantu orang tua saya. Meskipun awalnya sulit, bisnis ini memberikan kami sedikit lebih banyak ruang untuk bernapas. Kami belajar bahwa memiliki sumber pendapatan lebih dari satu sangat membantu menjaga kestabilan keuangan keluarga.

    Mengelola Keuangan dengan Bijak

    Dengan gaji suami yang hampir 6 juta, kami mulai merencanakan ulang pengelolaan keuangan rumah tangga dengan lebih hati-hati. Saya membaginya menjadi beberapa pos:

    • Cicilan rumah: 3 juta
    • Keperluan rumah tangga dan anak: 2,5 juta
    • Uang saku suami: 500 ribu
    Baca Juga:  Pengusaha Muda: Mengelola Fashion, Kontraktor, dan Rental Mobil

    Namun, kami tidak memikirkan tabungan atau dana darurat pada waktu itu. Setelah banyak berdiskusi, kami akhirnya sadar betapa pentingnya memiliki dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga. Kami belajar bahwa mengelola uang dengan bijak berarti juga memikirkan cadangan untuk masa depan dan risiko yang mungkin terjadi.

    Tips Mengelola Keuangan dengan Bijak:

    • Buat Anggaran yang Terstruktur: Pisahkan anggaran berdasarkan pos-pos penting seperti kebutuhan pokok, cicilan, dan tabungan.
    • Sisihkan Dana Darurat: Mulailah dengan menyisihkan 10-20% dari penghasilan untuk dana darurat. Ini bisa memberikan perlindungan saat keadaan darurat tiba.
    • Kontrol Pengeluaran Tidak Perlu: Evaluasi pengeluaran bulanan dan hentikan pengeluaran yang tidak perlu, seperti langganan yang tidak digunakan atau kebiasaan belanja impulsif.

    Mengambil Langkah Bijak: Menyewakan Rumah

    Suatu saat, kami memutuskan untuk menyewakan rumah yang kami miliki di kota asal. Uang sewa yang kami terima membantu menutupi sebagian besar cicilan rumah kami. Saya juga kembali berbisnis, kali ini menjual minyak kemiri, yang ternyata cukup diminati dan memberikan tambahan pemasukan. Keputusan untuk menyewakan rumah memberikan kami ruang finansial yang lebih baik, dan membuka peluang untuk mengembangkan usaha lainnya.

    Pengelolaan Keuangan yang Lebih Baik

    Sekarang, dengan penghasilan yang lebih baik dan manajemen yang lebih bijak, kami mulai menyusun anggaran yang lebih terstruktur. Beberapa langkah yang kami lakukan adalah:

    • Sisa uang dari gaji suami digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan cicilan rumah.
    • Kami memisahkan rekening untuk gaji, tabungan, dan dana darurat.
    • Dana darurat kami gunakan hanya untuk keadaan darurat dan tidak pernah menyentuh tabungan.

    Hidup Hemat dan Sederhana

    Kami belajar untuk hidup di bawah kemampuan finansial kami, menghindari pengeluaran yang tidak perlu, dan tidak terpengaruh oleh tren yang hanya menambah beban hidup. Kami juga berhenti mengikuti arisan bulanan yang hanya menambah pengeluaran kami. Kami lebih memilih untuk berinvestasi dalam kebutuhan yang benar-benar penting dan membangun kebiasaan hidup hemat yang berkelanjutan.

    Baca Juga:  Pengusaha Muda: Mengelola Fashion, Kontraktor, dan Rental Mobil

    Perjalanan ini memberi saya banyak pelajaran tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak. Keputusan-keputusan kecil yang kami ambil, seperti menyewakan rumah dan memulai bisnis, sangat membantu dalam memperbaiki keadaan keuangan kami. Yang terpenting adalah kesepakatan bersama antara pasangan, karena pengelolaan keuangan keluarga harus dilakukan bersama untuk mengatasi tantangan ini. Hidup hemat bukan berarti mengurangi kebutuhan rumah tangga, tetapi tentang mengelola pengeluaran dan mengurangi pemborosan.

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    BERITA TERBARU