Masuk Akal Lebih Penting dari pada Rasional oleh Morgan Housel. Dalam ranah keuangan, kita sering diajarkan untuk berpikir logis saat mengambil keputusan. Logika, data, serta perhitungan matematis dianggap sebagai metode terbaik dalam mengelola uang. Namun, di dalam buku The Psychology of Money, Mengemukakan pandangan bahwa banyak pilihan finansial sesungguhnya lebih dipengaruhi oleh faktor emosional dan psikologis ketimbang sekadar perhitungan logis.
Housel berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari hari, individu tidak selalu bertindak sesuai dengan teori ekonomi yang logis. Mereka lebih mungkin mengambil keputusan berdasarkan pengalaman pribadi, emosi, dan keyakinan yang terbentuk seiring waktu. Sebagai contoh, seseorang yang tumbuh di lingkungan ekonomi yang sulit akan memiliki perspektif yang berbeda tentang risiko dan investasi dibandingkan dengan orang yang selalu hidup dalam kondisi finansial yang nyaman.
Sobat Cox Lovers, inilah yang menjadikan konsep masuk akal lebih penting daripada rasional dalam pengambilan keputusan keuangan. Apa yang terasa benar bagi seseorang sering kali lebih berpengaruh dibandingkan dengan apa yang seharusnya benar menurut teori ekonomi.
Perbedaan Masuk Akal dan Rasional dalam Keuangan
Sering kali, kita menganggap bahwa pilihan terbaik adalah yang paling rasional. Namun, dalam kehidupan sehari hari, keputusan yang masuk akal bagi seseorang mungkin berbeda dengan keputusan yang masuk akal bagi orang lain. Ini dikarenakan setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan toleransi risiko yang berbeda.
Misalnya, seorang investor muda yang masih mempunyai banyak waktu sebelum pensiun mungkin merasa nyaman berinvestasi di saham-saham berisiko tinggi karena potensi keuntungan jangka panjang yang ada. Tetapi, bagi seseorang yang sudah mendekati pensiun, investasi dengan volatilitas tinggi mungkin terasa tidak masuk akal meskipun secara teori menawarkan imbal hasil yang lebih besar. Dalam konteks ini, keputusan yang masuk akal bagi satu orang belum tentu rasional bagi yang lain.
Housel juga menyoroti pengaruh bias psikologis terhadap keputusan finansial kita. Misalnya, kita sering kali lebih takut mengalami kerugian daripada merasakan kegembiraan dari keuntungan yang sama besar. Fenomena ini dikenal sebagai loss aversion atau keengganan terhadap kerugian. Hal ini dapat membuat seseorang menjadi terlalu berhati hati dalam berinvestasi, walaupun secara rasional mereka menyadari bahwa risiko merupakan bagian dari pertumbuhan finansial.
Peran Emosi dalam Keputusan Finansial
Salah satu inti pembahasan dalam The Psychology of Money adalah bahwa keputusan keuangan umumnya lebih dipengaruhi oleh emosi dibandingkan dengan logika. Contohnya, saat pasar saham tengah mengalami penurunan, banyak investor yang panik dan menjual aset mereka pada harga rendah, meskipun secara rasional mereka sadar bahwa harga saham akan kembali pulih dalam jangka panjang.
Di samping itu, kita juga cenderung mengikuti perilaku orang banyak, sebuah fenomena yang dikenal sebagai herd mentality. Ketika banyak orang membeli suatu aset karena harganya terus meningkat, kita mungkin tergoda untuk berpartisipasi, meskipun secara rasional kita tahu bahwa harga tersebut bisa saja sedang berada dalam gelembung.
Memahami bagaimana emosi memengaruhi keputusan finansial dapat membantu kita memperlakukan uang dengan lebih bijaksana. Dengan mengenali pola pikir kita sendiri, kita bisa menjauhi jebakan psikologis yang sering kali mengakibatkan orang kehilangan uang di pasar finansial.
Mengapa Masuk Akal Lebih Penting dari Rasional
Konsep masuk akal dalam keputusan keuangan tidak berarti bahwa kita harus mengesampingkan logika dan data. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa kita perlu menyesuaikan strategi keuangan dengan kebutuhan, nilai, dan keadaan pribadi kita. Sebuah keputusan mungkin tidak sepenuhnya rasional menurut teori ekonomi, tetapi jika keputusan tersebut membuat kita merasa nyaman dan bisa tidur nyenyak di malam hari, maka itu adalah keputusan yang tepat bagi kita.
Housel memberikan contoh bagaimana banyak orang lebih memilih untuk melunasi utang lebih cepat meskipun suku bunga rendah, padahal secara matematis mereka bisa meraih keuntungan lebih besar dengan menginvestasikan dana tersebut. Namun, bagi mereka, memiliki ketenangan pikiran lebih berharga daripada tambahan keuntungan finansial yang mungkin mereka dapatkan.
Di samping itu, strategi investasi yang sukses bukanlah yang paling kompleks atau paling optimal menurut teori, melainkan yang dapat dilaksanakan secara konsisten dalam jangka panjang. Memilih strategi keuangan yang sejalan dengan kepribadian dan toleransi risiko kita akan lebih efektif dibandingkan dengan berusaha mengikuti strategi yang secara teori lebih baik tetapi sulit untuk kita terapkan.
Bagaimana Penerapan Sehari hari
Untuk menerapkan prinsip masuk akal lebih penting daripada rasional dalam pengelolaan keuangan pribadi, kita harus mengenali nilai nilai dan tujuan kita sendiri. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan.
- Kenali Diri Sendiri – Pahami bagaimana pengalaman masa lalu memengaruhi pandangan Anda tentang uang dan risiko.
- Buat Keputusan yang Nyaman untuk Anda – Jangan merasa terpaksa untuk mengikuti strategi keuangan tertentu hanya karena dianggap benar oleh orang lain.
- Jaga Emosi Saat Mengambil Keputusan Finansial – Hindari keputusan impulsif ketika menghadapi perubahan pasar atau tekanan sosial.
- Fokus pada Jangka Panjang – Keputusan finansial terbaik adalah yang dapat dilaksanakan secara konsisten dalam jangka panjang, bukan yang hanya menguntungkan dalam waktu singkat.
Penutup
Dalam dunia finansial, kita sering diajarkan untuk berpikir secara rasional dan logis. Namun, dalam The Psychology of Money, Morgan Housel mengingatkan bahwa keputusan keuangan tidak selalu harus rasional, melainkan harus masuk akal bagi individu yang membuatnya. Faktor psikologis, pengalaman, dan nilai pribadi sering kali lebih berpengaruh dibandingkan dengan teori ekonomi yang ideal.
Keputusan yang masuk akal bagi seseorang bisa jadi berbeda dengan orang lain, tergantung pada pengalaman hidup, toleransi risiko, dan tujuan finansial mereka. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengenali apa yang benar benar sesuai dengan diri kita sendiri dalam pengelolaan keuangan.
Sobat Cox Lovers, pada akhirnya, kesuksesan finansial bukan hanya tentang mengejar angka angka, tetapi juga tentang menemukan strategi yang bisa kita jalankan dengan nyaman dan konsisten. Dengan memahami bahwa masuk akal lebih penting daripada sekadar rasional, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan berkelanjutan.