More

    Kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard dapat membantu mengembangkan potensi tim.

    Setiap individu unik, dan kepemimpinan efektif memerlukan penyesuaian gaya sesuai kebutuhan dan kesiapan mereka.

    Kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard. Saat membahas pengembangan orang lain, saya selalu meyakini bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang mampu diwujudkan, asalkan diberikan dukungan yang tepat. Dalam pengalaman saya memimpin berbagai tim, saya menemukan bahwa pendekatan kepemimpinan yang seragam sering kali tidak memadai. Setiap orang memiliki kebutuhan, kecepatan belajar, dan tingkat kesiapan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibutuhkan seni dalam memimpin, seni yang menggabungkan pemahaman, kesabaran, dan adaptasi.

    Salah satu pendekatan yang sangat membantu saya adalah teori kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Pola ini mengajarkan saya untuk mengenali kebutuhan spesifik dari setiap anggota tim dan menyesuaikan gaya kepemimpinan saya sesuai dengan kondisi mereka. Pendekatan ini bukan hanya mengenai memberikan arahan, tetapi juga tentang menghargai perjalanan masing-masing individu menuju pertumbuhan mereka.

    Pola Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard?

    Dalam ranah kepemimpinan, tidak ada pendekatan yang benar-benar seragam. Setiap individu yang kita pimpin adalah sosok dengan kemampuan, kepribadian, dan kebutuhan yang unik. Teori kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard menawarkan cara untuk memahami serta menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan kebutuhan spesifik dari setiap individu atau kelompok.

    Teori ini berlandaskan pada ide bahwa efektivitas seorang pemimpin sangat tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan tingkat kesiapan, atau kerap disebut sebagai tingkat kematangan, dari orang-orang yang dipimpinnya.

    Empat Gaya Kepemimpinan

    Hersey dan Blanchard mengenali empat gaya kepemimpinan utama yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi individu atau kelompok.

    Directing (Telling)
    Gaya ini diterapkan ketika seseorang memiliki kompetensi rendah tetapi menunjukkan komitmen tinggi. Pemimpin berfungsi memberikan arahan yang jelas dan langkah-langkah konkret untuk diikuti. Contohnya, saat membimbing karyawan baru yang masih memerlukan detail operasional.

    Baca Juga:  Menguasai Seni Mempengaruhi dan Memotivasi dari How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie

    Coaching (Selling)
    Cocok untuk individu yang mulai sedikit memahami, tetapi belum sepenuhnya percaya diri atau stabil dalam komitmen. Pemimpin menggabungkan arahan dengan motivasi, mendorong keterlibatan aktif dan membangun kepercayaan diri.

    Supporting (Participating)
    Ketika individu memiliki kompetensi cukup tinggi tetapi kurang yakin atau memerlukan dukungan emosional, gaya ini paling tepat. Pemimpin lebih banyak mendengarkan, berbagi keputusan, dan memberikan kepercayaan.

    Delegating
    Diterapkan untuk individu dengan kompetensi tinggi dan komitmen kuat. Pemimpin memberi kebebasan penuh kepada mereka untuk mengambil keputusan dan melaksanakan tugas, dengan sedikit pengawasan.

    Tingkat Kematangan (Maturity)

    Di samping gaya kepemimpinan, teori ini juga menjelaskan empat tingkat kematangan yang mencerminkan kombinasi kemampuan dan motivasi individu.

    M1 (Kemampuan Rendah, Komitmen Rendah) Individu belum memiliki keterampilan yang diperlukan dan tidak cukup termotivasi.

    M2 (Kemampuan Rendah, Komitmen Tinggi) Individu belum sepenuhnya mampu, tetapi memiliki kemauan besar untuk belajar.

    M3 (Kemampuan Tinggi, Komitmen Rendah) Individu cukup kompeten, tetapi kadang merasa ragu atau kurang percaya diri.

    M4 (Kemampuan Tinggi, Komitmen Tinggi) Individu yang sudah mandiri, mampu, dan termotivasi.

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    BERITA TERBARU