Temukan cara realistis atur keuangan agar hidup lebih lega. Mengatur keuangan pribadi bukanlah hal yang mudah, apalagi saat penghasilan terasa serba terbatas. Banyak orang merasa bahwa gaji yang diterima setiap bulan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, tanpa ada ruang untuk menabung, apalagi berinvestasi.
Namun, sebelum terburu-buru menyimpulkan bahwa masalahnya ada pada besar kecilnya penghasilan, penting untuk melihat lebih dalam, apakah benar masalahnya terletak pada jumlah gaji, atau justru pada cara pengelolaannya? Fakta menariknya, ada sebagian orang yang memiliki penghasilan setara UMR namun mampu menyisihkan hingga 50% dari gajinya untuk menabung.
Di sisi lain, ada juga yang memiliki penghasilan hingga Rp30 juta per bulan, tetapi merasa uangnya selalu habis bahkan sebelum tanggal muda. Mengapa bisa demikian? Karena setiap orang memiliki beban tanggung jawab yang berbeda-beda. Ada yang hidup sendiri, tidak menanggung siapa pun. Namun ada pula yang harus menghidupi lebih dari satu keluarga, membantu orang tua, membayar sekolah adik, hingga menanggung cicilan keluarga lainnya.
Sobat Cox Lovers, di sinilah pentingnya memahami bahwa keuangan adalah hal yang sangat personal. Tidak bisa disamaratakan hanya berdasarkan persentase atau teori keuangan umum. Kita akan bahas bagaimana cara mengatur keuangan secara realistis berdasarkan kondisi masing-masing individu dan keluarga.
Persentase Bukan Jawaban untuk Semua Orang
Dalam banyak buku atau seminar keuangan, sering kali disarankan metode pengaturan uang dengan sistem persentase. Misalnya,Sebagian orang menggunakan pendekatan pembagian anggaran, misalnya 50% untuk kebutuhan pokok sehari-hari, 30% untuk hal-hal yang diinginkan, dan 20% sisanya dialokasikan untuk menabung atau berinvestasi. Terdengar ideal, tapi apakah selalu bisa diterapkan? Tidak selalu.
Setiap individu dan keluarga memiliki kebutuhan serta tanggungan yang sangat bervariasi. Ada yang bisa menabung banyak karena tidak ada tanggungan keluarga, namun ada pula yang harus mengalokasikan hampir seluruh penghasilannya untuk membayar kebutuhan rumah tangga. Oleh karena itu, sistem persentase ini sebaiknya tidak dijadikan patokan yang baku.
Realitas Finansial Setiap Orang Punya Cerita Berbeda
Bayangkan dua orang dengan penghasilan yang sama satu tinggal sendiri di kosan kecil, satu lagi menanggung orang tua, adik, bahkan keponakan. Apakah keduanya bisa menabung dalam jumlah yang sama? Tentu tidak. Realitas ini sering kali diabaikan oleh mereka yang memberikan tips keuangan secara umum.
Karena itu, penting untuk memahami bahwa pengelolaan keuangan harus disesuaikan dengan kondisi nyata. Perbandingan hanya akan menimbulkan stres jika tidak melihat konteks di baliknya.
Langkah Pertama Catat Semua Pengeluaran Rutin
Langkah awal yang paling penting dalam mengatur keuangan adalah mencatat seluruh pengeluaran rutin setiap bulan. Apa saja pengeluaran yang pasti dikeluarkan? Mulai dari makan, listrik, air, transportasi, biaya sekolah anak, hingga susu formula bagi yang memiliki bayi.
Dengan mencatat semua transaksi secara teliti, maka akan terlihat jelas ke mana uang selama ini dialokasikan. Apakah sebagian besar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari? Ataukah ada pengeluaran yang tidak penting yang bisa dihilangkan?
Hitung, Cukup atau Tidak?
Setelah semua pengeluaran tercatat, kemudian bisa dianalisis apakah pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut? Jika ternyata memadai, maka keuangan masih dapat dikelola dengan strategi yang tepat.
Namun jika ternyata tidak mencukupi, maka ada dua pilihan memangkas pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. Hal ini penting untuk disadari bahwa seringkali masalahnya bukan pada cara mengelola, melainkan pada jumlah penghasilan yang belum mencukupi kebutuhan hidup.
Utang, Dana Darurat, dan Investasi, Urutannya Harus Tepat
Jika sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, maka langkah selanjutnya adalah menyelesaikan utang konsumtif. Idealnya, total cicilan tidak melebihi 30% dari pendapatan. Setelah itu, mulai alokasikan untuk dana darurat yang idealnya berjumlah 3-6 kali pengeluaran bulanan.
Baru setelah utang dan dana darurat terpenuhi, bisa mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi. Investasi tanpa dana darurat hanya akan menambah beban jika di saat mendesak memerlukan uang tunai.
Jika Tidak Cukup, Kurangi atau Tambah Penghasilan
Jika setelah dihitung ternyata pendapatan tidak mencukupi untuk menutup pengeluaran, maka ada dua langkah yang bisa diambil yaitu mengurangi pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. Tekan pengeluaran dengan membedakan kebutuhan yang mendesak dan yang masih bisa ditangguhkan.
Namun jika semua pengeluaran adalah kebutuhan pokok, maka tidak ada pilihan lain selain mencari sumber pendapatan tambahan. Bisa dari pekerjaan sampingan, usaha kecil-kecilan, atau freelance sesuai kemampuan.
Menolak Gaslighting Finansial, Gaji Pas-pasan Itu Nyata
Pernah mendengar komentar seperti, Itu mah perasaan kamu saja, gajinya pasti cukup kalau dikelola? Komentar seperti ini adalah bentuk gaslighting finansial yang bisa menjadi sangat menyakitkan, terutama bagi mereka yang sudah berhemat tetapi tetap tidak cukup.
Penting untuk diakui bahwa gaji pas-pasan itu nyata. Bukan sekadar masalah mindset, tetapi kenyataan bahwa ada pengeluaran yang tidak bisa ditunda atau dihindari. Dengan pengakuan ini, solusi yang ditawarkan bisa lebih realistis.
Jujur dengan Kondisi Sendiri
Tidak ada strategi keuangan yang bisa berjalan dengan baik tanpa kejujuran terhadap kondisi diri sendiri. Tidak perlu meniru gaya hidup orang lain yang belum tentu sesuai dengan keadaan finansial masing-masing. Fokuslah pada kebutuhan sendiri, dan buat rencana berdasarkan kenyataan yang dihadapi. Dengan kejujuran terhadap diri sendiri, maka pengelolaan keuangan akan terasa lebih mudah dan dapat dilakukan secara konsisten.
Penutup
Mengelola keuangan memang tidak bisa digeneralisasi. Setiap individu memiliki latar belakang, tanggungan, dan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa pengaturan keuangan yang ideal adalah yang sesuai dengan keadaan pribadi masing-masing.
Langkah awal yang paling penting adalah mencatat semua pengeluaran, lalu memastikan apakah pendapatan cukup atau tidak. Dari situ, bisa dibuat rencana untuk menyelesaikan utang, membangun dana darurat, dan secara perlahan memulai investasi. Jika memang belum cukup, maka tidak perlu merasa malu untuk mencari pendapatan tambahan.
Sobat Cox Lovers, jangan biarkan tekanan dari lingkungan sekitar membuat merasa tidak berhasil hanya karena belum mampu menabung dengan jumlah yang besar atau berinvestasi. Keuangan merupakan perjalanan yang panjang yang perlu dijalani dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan pandangan yang realistis.